Nahdlatul Ulama berdiri pada tahun 1926 dan sebagai organisasi ulama Muslim Asy’ari ortodoks, yang bertentangan atas kebijakan modernis Muhammadiyah serta Persatuan Islam, serta kemunculan dari gerakan Salafi dari organisasi Al-Irsyad Al-Islamiyyah di Indonesia yang tentunya menolak adat istiadat setempat yang dipengaruhi oleh tradisi Hindu dan Buddha Jawa pra-Islam. Organisasi tersebut didirikan setelah Komite Hijaz sudah memenuhi tugasnya serta akan dibubarkan. Organisasi ini didirikan oleh Hasyim Asy’ari, kepala pesantren di Jawa Timur. Organisasi Nahdlatul Ulama tengah berkembang, namun basis dukungannya tetap di Jawa Timur. Pada tahun 1928, NU menggunakan bahasa Jawa saat khotbahnya, di samping bahasa Arab.
Pada tahun 1937, walaupun hubungan NU dan beberapa organisasi Islam Sunni lainnya yang ada di Indonesia buruk, organisasi tersebut membentuk Majelis Islam A’la Indonesia (MIAI) yang digunakan untuk forum diskusi. Mereka bergabung bersama sebagian besar organisasi Islam lainnya yang ada pada saat itu. Pada tahun 1942, Jepang menduduki area Indonesia dan pada bulan September diadakan konferensi teruntuk para pemimpin Islam di Jakarta.
Jepang ingin menggantikan MIAI, namun konferensi bukan hanya memutuskan untuk mempertahankan organisasi, namun juga memilih tokoh-tokoh politik yang tergabung pada Partai Syarikat Islam Indonesia (PSII) dan kepemimpinan, daripada anggota non-politik dari NU atau Muhammadiyah sesuai dengan yang diinginkan oleh penjajah. Lebih dari sekitar setahun kemudian, MIAI dibubarkan lalu digantikan oleh Masyumi (Majelis Syuro Muslimin Indonesia) yang disponsori oleh Jepang. Hasjim Asjari merupakan ketua nasional, namun dalam praktiknya organisasi baru itu dipimpin dengan putranya, Wahid Hasyim. Tokoh NU dan Muhammadiyah lainnya memegang posisi kepemimpinan.
Pada tahun 1945, Soekarno dan Hatta telah mendeklarasikan kemerdekaan Indonesia. Selama peperangan untuk kemerdekaan Indonesia, NU menyatakan bahwa perang melawan pasukan kolonial Belanda merupakan jihad/perang suci, wajib untuk semua umat Islam. Di antara kelompok gerilya yang memperjuangkan kemerdekaan merupakan Hizbullah dan Sabililah dan dipimpin oleh NU.
Baca juga Tips Menghadapi Klien Baru
Pingback: Bagaimana Asal Usul dari Berdirinya Kota Sidoarjo
Pingback: Selamat Hari Jadi Nahdlatul Ulama