Piala Dunia 2022 Qatar berguling di tengah dengan isu miring. Gempita bola dunia sudah memasuki babak penyisihan. Namun sekarang diterpa berbagai warna-warni persoalan.
Masalah semakin menjalar seiring berjalannya waktu. Problemnya bahkan melebar ke isu hak asasi manusia kepada pekerja yang bertugas membangun stadion dan juga fasilitas pendukung lainnya.
Inilah beberapa kontroversi Piala Dunia 2022 :
- Pekerja Migran
Terdapat isu hak asasi manusia yang berkaitan dengan pekerja migran menjadi salah satu masalah terbesar. Qatar menggunakan jasa buruh dari beberapa negara seperti India, Pakistan, Nepal, Bangladesh dan Sri Lanka.
Amnesty International menyatakan bahwa Qatar memperlakukan para pekerja itu dengan buruk. Dan ada beberapa masalah lagi diantaranya penyitaan paspor hingga larangan pulang saat bencana alam di Nepal pada 2015. - Boikot Kampanye LGBT
Qatar terang-terangan melarang homoseksualitas. Aparat setempat memasukkan homoseksual ke dalam kategori kriminal dengan ancaman 3 tahun penjara.
Dan secara otomatis, hal-hal yang bernuansa LGBT dilarang olah Qatar selama Piala Dunia 2022. Penyelenggaranya juga melarang atribut yang terasosiasi dengan LGBT. - Larangan Miras
Penyelenggara Piala Dunia 2022 melarang penonton untuk minum-minuman keras di dalam stadion. Minuman keras hanya disediakan dibeberapa tempat saja.
Satu gelas bir di Qatar mencapai Rp1,4 juta. Hal tersebut yang membuat protes dari beberapa negara yang menginginkan minuman beralkohol tetap diizinkan di dalam stadion. - Kasus Korupsi FIFA
FIFA resmi memilih Qatar untuk menjadi tuan rumah sebagai Piala Dunia 2022 pada Desember 2010 silam. Namun, selang enam bulan kemudian, diduga Qatar menyuap terhadap FIFA.
Kasus korupsi semakin terkuak saat FBI melakukan penggeledahan terhadap mantan Wakil Presiden FIFA Jack Warner pada 2014. Kasus ini juga menyeret nama-nama petinggi UEFA dan AFC.
Itulah beberapa kasus miring dari Piala Dunia 2022 Qatar. Beberapa penjelasan daru kasus-kasus tersebut.
Baca juga Pendidikan Untuk Seorang Manajer